Sabtu, 21 November 2009

SPP Hidupkan Home Industri Kerupuk Udang Khas Dusun Besar


Kekayaan Sumber Daya Alam khususnya sektor kelautan di Desa Dusun Besar membuat keseharian para perempuan yang tergabung dalam Kelompok Usaha kecil Desa Dusun Besar Kecamatan Pulau Maya Karimata Kabupaten Kayong Utara tergolong cukup seragam, yaitu membuat Kerupuk udang untuk membantu perekonomian keluarga dan sebagai penopang tiang ekonomi keluarga. Usaha Kerupuk Khas Rasa udang atau yang biasa disebut kerupuk udang ini dilakukan secara turun temurun sejak Zaman orang tua mereka.

Dari beberapa kelompok Usaha Kecil yang ada di Dusun Besar Kelompok Bina Usaha merupakan kelompok yang sangat potensial. Kelompok ini berdiri sejak 10 tahun yang lalu, Namun usaha ini terhambat oleh keterbatasan akses terhadap sumber modal, mengingat seluruh anggota kelompok ini tergolong sebagai rumahtangga miskin, yang modalnya hanya bertumpu pada pendapatan sehari-hari saja. Padahal permitaan kerupuk udang datang dari berbagai Daerah, baik dari Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang bahkan sering juga permintaan datang dari kota Khatulistiwa pontianak.

Masuknya Program Pengembangan Kecamatan (PPK) atau yang sekarang disebut PNPM-MP di Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2007 menjadi angin segar bagi anggota kelompok untuk mengembangkan usahanya. Kendala permodalan yang mereka hadapi dan akses terhadap jaringan pasar dapat berkembang dengan intensitas mereka berjejaring dalam kelompok pemanfaat simpan pinjam untuk perempuan. Awal Sosialisasi Progam Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) di PNPM-PPK, mereka belum berani untuk mengajukan pinjaman. Tahun kedua berjalan barulah Kelompok Bina Usaha mengajukan pinjaman untuk Penambahan modal Usaha Mereka. Dengan bertambahnya modal usaha dan bernambahnya jaringan pemasaran, mereka sudah tidak lagi dikendalikan oleh permainan harga bakul karena sudah memiliki jaringan sendiri. Walaupun kendala iklim terkadang sering menjadi penghambat kesediaan bahan baku berupa udang merah, karena saat musim selatan (Musim Kemarau) gelombang sangat tinggi sehingga para nelayan jarang sekali pergi ke laut untuk mencari udang, namun usaha mereka tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja produksi udang kerupuk agak berkurang.

Sejak berdirinya kelompok Bina Usaha yang beranggotakan 9 orang kesemuanya tercatat dalam daftar rumah tangga miskin (RTM) yang telah divalidasi oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD). Berdasarkan keputusan musyawarah anggota kelompok, Ibu Sa’diah menjabat sebagai ketua kelompok karena memiliki kredibilitas dan jiwa pemimpin yang tinggi dibandingkan anggota kelompok lainnya. Selain pembayaran angsuran rutin bulanan, anggota kelompok ini juga sering berkumpul untuk mengadakan pertemuan rutin, yang bisanya diisi dengan pemeriksaan laporan keuangan, sharing perkembangan usaha, dan lain-lain. Karena ketekunan dan ketelitain serta kerjasama antar kelompok, maka sampai bulan ke 7 berjalan pembayaran angsuran kelompok Bina Usaha tidak pernah menunggak. Setiap bulan salah satu anggota kelompok harus menempuh perjalan sekitar 6-8 jam dari tempat tinggal, menggunakan motor Klotok untuk melakukan pembayaran angsuran ke UPK. Yang paling membanggakan lagi, usaha kelompok ini menjadi panutan bagi Kelompok-kelompok SPP lainnya di desa Dusun Besar dan menjadi Study banding bagi desa terdekat dalam pengembangan usaha Simpan Pinjam.

Berdasarkan jenis usaha masing-masing anggota, jumlah pinjaman dikelompok cukup bervariatif, antara Rp. 1.000.000,- hingga Rp. 3. 000.000,- per orang. Pemanfaat pinjaman pada tahun pertama ini berjumlah 9 orang, yang digunakan untuk pengembangan usaha guna meningkatan kapasitas pembelian bahan baku agar produksi semakin meningkat karena permintaan pasar yang masih cukup tinggi. Dalam sehari, rata-rata dapat dihasilkan 8 kg Kerupuk Udang dari seorang home industri. Bila jumlah anggota kelompok adalah 9 orang, maka total kapasitas produksi mereka adalah 72 kilogram perhari dengan peralatan yang masih sangat sederhana dan dikerjakan dengan cara manual. Setiap satu kilogram kerupuk udang akan dihargai senilai Rp. 25,000,- Sampai Rp. 30,000,- tergantung tempat pemasarnya. Pemasarannya masih dilakukan secara konvensional.

Sampai saat ini rasa kerupuk udang yang khas dari Dusun Besar sangat digemari masyarakat dan konsumen dari luar daerah. Selain rasanya yang Enak, kerupuk udang juga mempunyai ciri yang unik yaitu pada sisi luar kerupuk berwarna merah. Proses pembuatan kerupuk udang cukup sederhana, yaitu udang dikupas baru digiling (dikisar) setelah itu baru diadon kemudian ditambah dengan bumbu secukupnya berupa garam, micin, bawang putih, gula, tepung kanji, induk pengembang. Setelah bumbunya merata adonan itu dibentuk (dicetak) baru dikukus didalam panci beberapa jam. Adonan yang sudah dikukus kemudian diberi pewarna dan dibiarkan dua hari, setelah itu barulah proses pengirisan dan kerupuk udang siap dijemur. Proses penjemuran berlangsung selama dua hari baru kerupuk siap dibungkus dan disuplai ke tempat pemasaran.

Karena dilakukan dengan cara manual tak jarang, jari-jari para perempuan ini harus berdarah-darah (kena pisau) jika kurang berhati-hati saat mengirisnya. “Tapi itu kan resiko, toh semua pekerjaan pasti punya resiko dan kita harus berani menghadapi resiko”, tutur LIA, anak seorang pembuat kerupuk sambil menunjuk bekas luka di jarinya. Harapan mereka sangat sederhana, hasil karya mereka dapat didaftarkan di badan POM dan dipatenkan namanya agar ciri khas kerupuk udang Dusun Besar menjadi oleh-oleh khas dari kecamatan Pulau Maya Karimata. Dengan demikian usaha para perempuan tersebut dapat selalu diminati oleh para penikmat kerupuk, sehingga mereka dapat terus menopang tiang ekonomi rumahtangga mereka.

Akhir dari pertemuan dengan FK, Ibu Kartiana atu yang akrab disapa ibu Tum yang merupakan salah satu anggota kelompok Bina Usaha mengatakan “ kita sangat berterima kasih kepada PNPM-PPK sebagai instansi/lembaga yang dapat memberikan pinjaman modal guna menambah usaha kami, semoga tahun-tahun kedapan uhaha kami dapat lebih berkembang”

Dikemas oleh :

Hieronimus Mili, S.Si – Fasilitator Kecamatan Pulau Maya Karimata dan Nihaya,SP Faskab Kabupaten Kayong Utara.

Sumber : Wawancara dengan anggota kelompok Bina Usaha ( dilaksanakan bulan Juni 2009 )

Tidak ada komentar: